Jumat, 27 April 2012

KODRAT PEREMPUAN


Bagaimanakah pengertian Anda terhadap perempuan ?

Apakah menurut Anda mereka Cuma sejenis manusia yang bias melahirkan ?
Apakah menurut Anda mereka adalah manusia dengan (mohon maaf) organ reproduksi yang berbeda ?
          Apakah menurut Anda mereka lebih lemah daripada laki-laki ?

Pengertiannya tidaklah semudah itu. Perempuan, secara fisik memang berbeda dari laki-laki, meskipun sama-sama manusia. Perempuan juga bisa menjadi lebih kuat dari laki-laki. Ada juga yang mengartikan bahwa perempuan derajatnya lebih rendah laki-laki. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa perempuan mungkin lebih cerdas dari laki-laki.

Coba kita buka lagi pelajaran-pelajaran Agama yang sudah diberikan sejak saat kita masih kecil. Lihat apa yang dikatakan oleh Alkitab, dengar dan rasakan kembali apa yang sudah diajarkan oleh guru-guru Agama kita. Saya yakin, bahwa semua Agama memiliki penghargaan khusus bagi makhluk Tuhan yang bernama ’perempuan’.

Tapi, pada kenyataannya, realita yang kita lihat sekarang ini telah memberikan bukti bahwa ’kodrat’ perempuan masih perlu dipertanyakan kembali. Dimana sebenarnya tugas perempuan itu ? Apakah memang harus selalu di ’dapur’ dan melayani laki-laki (suami) ? Namun bukankah ada yang namanya emansipasi ? Kalau sudah begini siapa yang mau kita salahkan ? R. A. Kartini ?

Perempuan ’melayani’ laki-laki. Maksud dari perkataan ini mungkin mengartikan bahwa perempuan merupakan makhluk yang ’perhatian’, bahkan lebih dibandingkan laki-laki. Hidup kita, sejak lahir ke dunia hingga mati tidaklah lepas dari ’pelayanan’ perempuan. Waktu kita baru lahir ada perempuan yang melahirkan yang selanjutnya kita sebut ’ibu’ merupakan bentuk pelayanan memberikan kehidupan manusia di dunia. Kemudian waktu kita tumbuh dan berkembang ada bentuk pelayanan lain dari perempuan berupa perlindungan. Dan waktu kita dewasa ada pula bentuk pelayanan dari perempuan berupa pelayanan seorang istri.

Mari kita selami, secara ’budaya’ kedudukan yang menyatakan bahwa perempuan selalu di ’dapur’ dan HARUS melayani laki-laki (suami) juga tidaklah salah. Tapi juga tidak harus seperti itukan? Sebagai sesama manusia ciptaan Tuhan perempuan juga memiliki hak untuk mendapatkan hal yang sama yang laki-laki dapatkan. Kalau dalam pengertian sekarang berupa hak untuk hidup, hak untuk mendapatkan pendidikan, hak untuk berpendapat, hak untuk bekerja, serta hak-hak lain yang semestinya perempuan dapatkan.

Mungkin para kiai mengatakan bahwa dengan mengikuti ’tradisi’ yang menyatakan bahwa perempuan bekerja di dapur dan melayani laki-laki maka perempuan telah mendapatkan ’surga’nya sendiri. Tapi baiklah kita berpendapat bahwa ”perempuan tidak boleh melupakan kewajiban yang telah diberikan Tuhan sesuai kodratnya, namun bukan berarti perempuan kehilangan haknya sebagai seorang manusia

Bagaimana menurut Anda ?

FA, 2010-11-17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar